Sunday, March 28, 2010

JENUH

Ada yang pernah merasa jenuh? jenuh akan suatu hal yang selalu saja menimpa kita setiap harinya. jenuh akan kemewahan mungkin? atau malah jenuh akan hidup? sehingga termotivasi untuk menggali kematian mulai dari saat ini?

Saya jenuh. ya, saat ini saya sedang merasakan suatu kejenuhan yang menurut saya agak dalam. saya jenuh akan berbagai hal dan persoalan yang seringkali melilit nadi dan pikiran saya akhir-akhir ini. saya jenuh dengan kebisingan itu, jenuh dengan teriakan-teriakan sialan itu, jenuh dengan kebodohan itu, jenuh dengan tingkah laku biadab itu, jenuh dengan caci maki itu, jenuh dengan sindiran itu, jenuh dengan omong kosong itu, jenuh dengan pukulan itu, jenuh dengan tawa menjijikan itu, jenuh dengan semuanya. sangat jenuh.

Saya ingin pergi. ya, saya sangat ingin pergi. menghilang dalam kegelapan namun ramai. biar semua tau rasanya begini. rasanya tak dihargai. rasanya jatuh ke dasar suatu lubang, menangis di dalam, namun tak mampu berharap untuk naik ke atas. rasanya mati rasa. nadi ini seakan berhenti berdenyut untuk beberapa hitungan waktu. katup jantung saya terasa akan tertutup. membawa kembali darah yang seharusnya mengalir lancar ke dalam jantung. memenuhi ruangan itu, hingga menggelembung seperti balon yang diisi air, lalu pecah. berhamburan. tinggal sisa-sisa. tinggal harapan semu.

Apa? saya berlebihan? anda tak menyukainya? anda tak ingin melihat lebih jauh lagi? tak apa. itu bukan urusan saya. kita punya dunia. dunia masing-masing. berbeda. jauh berbeda. maaf, tak bermaksud membuat anda takut bergaul dengan orang sejenis saya. hanya saja, tolong izinkan saya menafsirkan isi pikiran saya ini. agar saya lega. agar tak termotivasi untuk mati. agar tetap bisa bertahan untuk hidup lebih lama lagi. menggapai asa dan harapan saya. walaupun saat ini, jujur, saya sangat sangat jenuh.

Pernah terpikir, saya harus pergi dari sini. pergi dari titik dimana saya dilahirkan. titik dimana saya berpijak selama ini. namun tak sanggup. tak sanggup membayangkannya. tak ingin pula memikirkannya. meski hanya untuk sejenak. meski saya jenuh. hanya satu kalimat yang terucap setiap kali ide brilian sialan itu terantuk di pikiran saya. "Tuhan, ampunilah saya dan berikan saya kekuatan."

Capek. lelah. bosan. bila dgabungkan menjadi jenuh. saya jenuh sungguh. ini bukan main-main. ini bukan tipuan atau mungkin karya sastra amatiran. ini jeritan hati. ini jeritan kalbu. saya ingin begini, tapi kenyataannya begitu. saya ingin ke sini, tapi di ujung jalan, saya berbelok ke situ. tak ingin pergi, namun dipaksa pergi. tolonglah, tolong. jangan paksa saya lagi. saya benar-benar jenuh. mengerti?



No comments:

Post a Comment

Thanks for your comment :)