Monday, February 1, 2010

TripleFour PART 1

        TripleFour. Mungkin nama itu terdengar sangat aneh di telinga anda semua. Tapi bagi saya, nama itu adalah sebuah nama yang sangat berharga dalam hidup saya. Nama yang paling saya bangga-banggakan. Nama yang telah membuat hidup saya berwarna. Nama yang telah mampu membuat saya melayang tinggi ke angkasa kemudian melesat jauh ke nirwana. Ya, itulah TripleFour. Serangkai kisah istimewa terjalin di dalam nama itu. 
            Tahun 2006. tahun di mana saya memasuki babak baru dalam hidup saya. Saat itu saya bukan lagi murid sekolah dasar yang cengeng dan manja. Saya bukan lagi anak kecil yang bebas melesat ke mana saja tanpa harus repot-repot memikirkan ujian nasional ataupun tugas akhir semester. Tahun itu, saya lulus ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah Menengah Pertama. Atau yang lebih dikenal dengan julukan SMP. Banyak hal-hal baru yang saya temui di sana. Buku-buku pelajaran baru yang harganya selangit, guru-guru baru dengan kejeniusan mereka di bidangnya masing-masing, dan tentunya teman-teman baru yang hadir dan ikut mencerahkan hari-hari saya, dan of course kakak-kakak kelas saya yang ehem, beraneka rupa pula. Ada yang memberikan cahaya terang, namun bukan berarti tidak ada yang 'mengkontribusikan' awan mendung di tengah hari-hari saya.
            Saya sendiri, bukanlah tipe manusia yang cenderung kaku dan pendiam. Justru sebaliknya, saya seorang manusia yang aktif. Atau mungkin bisa dibilang hiperaktif. Diam adalah salah satu hal yang abstrak dalam hidup saya saat itu. Tapi bukan berarti provokatoris adalah bagian dari dalam hidup saya. Saya hanya senang berbicara dan tertawa. Saya senang apabila saya bisa membuat orang-orang di sekitar saya tertawa apabila mendengar saya berbicara. Tapi, sebagai manusia yang normal, saya juga ingin didengar. Saya benci sekali apabila perkataan saya tidak didengar dan ditanggapi. saya akan mencaci orang tersebut atau bahkan marah sejenak dan memilih untuk bersikap acuh pada orang tersebut. Itulah sebabnya banyak orang yang mengatakan bahwa saya ini egois. Secara tidak langsung mungkin iya. Tapi secara langsung, saya tidak pernah menyadarinya dan tidak pernah bermaksud untuk menunjukkannya pada publik. Tapi, ayolah, semua orang pasti memiliki unsur keegoisan dalam hidupnya kan?

No comments:

Post a Comment

Thanks for your comment :)